Puisi: Derita dan Senyuman Israa Jabis

images.jpg

Di balik tirai derita,

Kau lahir ke dunia.

Di tengah angkara,

Kau tumbuh kuat.

 

Berjumpa dengan Sang Pujaan Hati,

Namun apalah daya

Takdir berkata pisah.

Jarak dan waktu menjauhkanmu dari kekasihmu.

 

Anak menjerit dan menangis,

Meminta sang ayah kembali.

Kau menangis pahit,

Dengan hati terpaut pada sang kekasih.

 

Namun kau tetap berdiri.

Kau terbakar di perjalanan pulang.

Tubuhmu pedih, hancur dan remuk.

Tanpa ampun, kau diseret dengan harus menanggung malu.

 

Menggigil dan sakit, tubuhmu dijatuhkan ke dalam jeruji.

Baca:  Hopeless

Pakaianmu tiada, tubuhmu terluka.

Hanya jeritan dan tangisan tak berdaya,

Tapi tirani itu tetap menghukummu tanpa belas kasih.

 

Bertahun-tahun deritamu,

Tapi kau tetap bersabar.

Kauhibur dirimu bersama para nara pidana.

Membuat kelakar walau di antara derai air mata.

 

Kau coba meraih bintang,

Meski hanya berbaring tertelentang.

Kau coba gapai bulan,

Dengan tubuhmu yang cacat.

 

Dalam sujud, kau setia menanti

Kebebasanmu yang telah lama ditunggu.

Hingga akhirnya penantian usai jua.

Kau bebas, dengan syukur mengalir di bibirmu.

 

Tertatih, kau coba bangkit.

Merangkak dan berdiri lagi.

Kembali bersua dengan orang terkasih,

Walau dalam bayang-bayang rasa sakit.

 

Semuanya kau terima

Dengan segenap ketulusan jiwa.

Israa Jaabis, ikon ketabahan tahanan perempuan Palestina,

Wanita tangguh, meski dalam derita.

Bagikan artikel ini
Nurul Rahmah
Nurul Rahmah

Penulis asal Ciamis, kelahiran 2003, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Follow Instagram: @nur.alrahmah
Follow Twitter/X: @NRGaza
follow channel telegram: t.me/nrgaza

Articles: 10

2 Comments

Leave a Reply