Jakarta, Kartunet.com – Kartunet ingin mewujudkan disabilitas sebagai bagian dari keberagaman di masyarakat melaui sosial media sebagai promotor dari isu-isunya. Hal inilah yang menjadi topik utama dalam sesi sharing yang diadakan dengan Detik.com pada acara buka puasa bersama Sabtu lalu (20/8).
Sesi sharing yang berlangsung selama 60 menit itu dipandu oleh Trian Airlangga, seorang tunanetra yang masih kuliah di Fakultas Ilmu Pendidikan Uiversitas Negeri Jakarta (UNJ). Presiden Kartunet, Dimas Prasetyo Muharam menjadi wakil dalam sesi sharing tersebut. Sementara dari pihak Detik.com diwakili oleh Heru Tjatur selaku penanggung jawab produksi Detik.com. Dimas mengawali sharing dengan membahas peranan media online yang berfungsi menaikkan isu-isu disabilitas agar masyarakat lebih paham dan dapat menerima eksistensi penyandang disabilitas.
“Media online dipilih karena internet dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Selain itu, pengguna media online yang mayoritas kalangan muda membuat salah satu pertimbangan mengapa media ini dipilih” jelas Dimas. Dimas menargetkan sasaran Kartunet ke kalangan anak muda karena menurutnya anak muda punya pandangan yang lebih terbuka dan pola pikir yang relatif mudah dibentuk. “Anak muda akan jadi pioner-pioner untuk mengubah indonesia yg lebih ramah terhadap penyandang disabilitas” tambah Dimas.
Pada diskusi tersebut, seorang simpatisan Kartunet yaitu Ade Ismail memberikan kritik untuk website Kartunet.com yang dinilai masih minim tampilan gambar dan perlu pengembangan lagi. Menanggapi komentar itu, Dimas menjelaskan bahwa tampilan visual Kartunet.com memang menjadi kendala utama saat ini sehubungan dengan anggota Kartunet yang mayoritas tunanetra. Dimas ingin Kartunet.com aksesibel untuk semua browsernya tidak hanya untuk penyandang disabilitas saja, maka dari itu tampilan visual web yang menarik sangatlah penting. “Kami terbuka jika ada yang ingin berpartisipasi untuk pengembangan Kartunet.com.” tutur Dimas.
Dimas kemudian menjelaskan bagaimana tunanetra dapat mengakses teknologi, mereka dibantu oleh software pembaca layar atau screen reader pada komputer. Software tersebut mereproduksi tampilan visual ke dalam bentuk audio sehingga tampilan visual dapat diakses sepenuhnya oleh pengguna komputer yang tunanetra. Semangat tunanetra untuk terus belajar mengakses teknologi tersebut mengundang rasa kagum dari teman-teman blogger Detik yang turut hadir dalam acara.
Selanjutnya, Heru Tjatur menjelaskan pentingnya konsistensi untuk menjadi media online yang baik. “Tak perlu mengejar teknologi terbaru untuk terus diaplikasikan di website. Media online yg baik adalah yang konsisten dengan isi pemberitaannya dan dengan visi misinya” tutur Heru. Bicara soal media, Donny B.U dari ICT Watch juga memberikan pendapatnya mengenai sosial media. Menurutnya, hidup itu untuk melayani, berbagi, dan bermanfaat bagi orang lain. Itulah mengapa sosial media penting untuk kehidupan.
Media akselerasi mewujudkan inklusi yang menjadi fungsi dari Kartunet.com ternyata mengundang banyak tanya teman-teman sharing. Mereka ingin tau apa maksud dari inklusi itu sendiri. Dimas menjelaskan tentang konsep inklusi yang mendeskripsikan keadaan dimana seluruh elemen yang ada pada masyarakat dapat menerima dan melengkapi perbedaan sebagai suatu keberagaman. Sikap akomodatif ini teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari contohnya pada fasilitas umum. Masyarakat inklusif mengakomodasi fasilitas umum yang bisa diakses oleh semua tanpa diskriminatif. Contohnya jembatan penyeberangan yg dibuat landai. Dengan semua jembatan penyeberangan dibuat landai, tentu para pengguna kursi roda akan dapat mengakses fasilitas tersebut. “Penyediaan fasilitas ini bukan pengistimewaan, melainkan upaya untuk mengakomodasi semua pihak. Bukan hanya bagi mereka yg dengan disabilitas, tapi untuk yg normal pula.” Jelas Dimas.
Di akhir sharing , Aris Yohanes selaku Direktur Departemen Penelitian dan Teknologi Kartunet memberikan pengumuman tentang rencana lomba kontes blog semi Search Engine Optimization (SEO) yang segera diluncurkan oleh Kartunet. Lomba ini sebagai salah satu upaya untuk lebih mensosialisasikan isu-isu disabilitas kepada masyarakat melalui perantara para blogger.(Laras)