RESENSI FILM : KANG MAK (FROM PEE MAK)

Falcon-Picture-1.jpg

Dunia perfilman Indonesia sedang didominasi oleh film horror, dari mulai Badarawuhi Di Desa Penari, Kereta Berdarah, Sinden Gaib dan lain-lain. Tapi, di antara semua film-film horror menguras adrenalin di atas, kita juga tidak bisa melupakan penantian terhadap salah satu film horror komedi yang diadaptasi dari film luar negeri berjudul Pee Mak.

 

 

Setelah sekian lama terracuni oleh review dari para konten creator reviewer film di social media, akhirnya saya (Bersama si dia, tentunya, saya tidak akan mungkin melewatkan waktu bersamanya mumpung sedang satu kota juga) akhirnya memutuskan untuk menonton film ini. Ini merupakan pilihan yang sulit, Dimana sebenarnya tujuan saya ke bioskop awalnya adalah ingin menonton film-film non-horror, hanya saja ternyata bioskop yang saya datangi itu filmnya kurang lengkap. Akhirnya, di antara sederet film horror yang judulnya ngeri-ngeri itu, saya tertarik dengan film ini, Kang Mak (From Pee Mak)

Baca:  Warriors Gate, Pelepas Penat Saat Tanggap Darurat

 

 

 

Judul                                     : Kang Mak (From Pee Mak)

 

 

Sutradara                             : Herwin Novianto.

 

 

Tahun release : 2024

 

 

Durasi                                   : 2 jam 10 menit

 

 

Pemain : Vino G  Bastian, Marsha Timothy, Indra Jegel, Rigen Rakelna Dll.

 

 

Sinopsis                                : Makmur (Vino G Bastian) adalah seorang tentara yang baru saja pulang dari medan perang. Maksud hati ia pulang karena ingin berjumpa dengan istrinya yang sedang hamil tua yang mungkin sudah melahirkan. Ia pulang dengan diantar oleh keempat temannya, yang merupakan sesama tentara juga. Karena sudah terlalu malam Ketika mereka semua sampai di desa tempat tinggalnya Makmur, Makmur berinisiatif – dan berbaik hati – mengundang teman-temannya itu, dan mempersilakan mereka menginap di rumahnya. Susahnya, ternyata Makmur harus berinteraksi dengan istrinya yang sudah meninggal dan menjadi arwah. Disitu konflik dimulai, Dimana Makmur mencoba melawan pendirian teman-temannya sekaligus menerima kenyataan bahwa isstrinya sudah meninggaal dan menjadi arwah.

 

 

Menurut saya pribadi, sebagai film adaptasi dari negeri sebelah, film ini sudah mewakili rasa penasaran kaum tunanetra (yang selalu bermasalah dengan yang Namanya subtitle) Ketika menonton film luar yang bukan berbahasa inggris. Secara synopsis dan alur cerita, kemiripannnya bisa dikatakan hampir 90 % mirip, Cuma beda setting/latar tempat saja. Secara keseluruhan, film Kang Mak ini juga memiliki penggambaran detail adegan dan pembagian emosi yang sangat pas ; penonton bisa mengira-ngira sendiri, kapan mereka harus sedih, harus tertawa, atau harus takut, semuaa ditempatkan pada porsinya yang pas dan sesuai. Secara scorring music juga bagus, antara sedih, tegang, dan lucu semuanya bisa dirasakan dengan baik.

Baca:  Rectoverso, Eksotisme Melankolia Dewi Lestari

 

Dalam penggambaran adegan juga cukup detail dan mudah dimengerti sekalipunn oleh teman-teman tunanetra total yang menonton film ini tanpa pendamping/pembisik (atau fitur audio description kayak di Netflix ya, hihihi). Vino G Bastian emang nggak pernah gagal deh mengambil peran apapun, the best pokoknya.

 

 

Kalau kekurangannya, mungkin sebenarnya ada terlalu banyak adegan yang tidak layak disaksikan oleh anak-anak di bawah 13 tahun (karena di bioskop tadi, banyak orang tua yang membawa balita saat menonton). Selain itu ada beberapa perpindahan/transisi adegan dari horror, ke lucu, ke horror lagi yang terasa agak janggal dan membingungkan penonton. Tapi sebenarnya, secara keseluruhan film ini bagus banget, segenap team dari Fallcon Pictures sebagai rumah produksi dari film ini telah berusaha menyajikan dan mengemas film ini dengaan sebaik-baiknya. Nggak sia-sia 45 rb melayang untuk menyaksikan film yang memang penayangannya ditunggu-tunggu oleh Masyarakat luas ini. Rating dari saya untuk film ini adalah 8/10, cukup worth it untuk dijadikan rekomendasi  tontonan. Ayo, nabung dulu terus ke bioskop, hehe.

 

 

Oh iya, jangan lupakan fakta bahwa bioskop yang saya datangi itu staff-nya ramah semua, very supportif and helpful, semoga nanti kalian (terutama yang tunanetra) yang mau nonton film ini bisa merasakan kebahagiaan yang saya rasakan ini, ya. Jangan lupa,, simpan artikel ini untuk bahan pertimbangan tontonan kalian.

Salam inklusi, salam Bahagia.

Zelda Maharani

 

 

 

Photo Source : Instagram Falcon Pictures

Bagikan artikel ini
zelda maharani
zelda maharani

seorang pelajar yang jatuh setengah mati pada seni

Articles: 8

4 Comments

  1. Sebenernya ini film the last choice banget, saking mall yang kudatangi bioskopnya ngak terlalu lengkap huhuhu. Untung filmnya lumayan menarik ini. Jadi, kakak udah nonton Kang Mak?

  2. soal film ini, kesan saya malah lebih ke sedih ya. karena saking cintanya si istri dengan suami. bahkan sampai sudah jadi arwah aja masih menemani dan melayani sang suami.

  3. kalau ga salah saya pernah nonton review film ini di channel2 Youtube yang biasa menceritakan lagi jalannya cerita film. Saya jadi hobi sekarang nonton film2 horor dan triler, tapi cuma sebatas review-nya aja atau diceritakan kembali sama youtuber yang jadinya lucu. karena tertarik sama jalan cerita film2 triler dan horor yang menarik, tapi ga berani kalau nonton langsung. wk wk wk.

Leave a Reply