Antara aku dan Zakarya
Ada senapan yang menghujam dada.
Tajam seperti belati yang terhunus di tengah perang.
Ia menusukku dengan panah asmara yang membidik ke dalam kalbu.
Tertancap seperti akar, tumbuh tinggi mencakar langit.
Haru, eloknya cinta membias hati yang terluka.
Antara aku dan Zakarya
Ada bintang-bintang yang berdansa riang.
Menjadi penerang samar di malam gelap membentang.
Sesekali kutatap sendu di hatinya,
Membuatku jatuh dalam perangkapnya
Yang menjebakku pada tembakan peluru yang menghujan.
Perih, lara menyiksa hati.
Antara aku dan Zakarya
Di matanya ada senjata tajam yang menembus jantung.
Setitik darah yang jatuh adalah pengorbanan
Saat bom bergemuruh di atas kepala,
Keringat, air mata, dan darah berguguran darinya.
Kuciumi harumnya seperti wangi surgawi.
Pahit, getir mendera diri.
Antara aku dan Zakarya
Di bibirnya ada pelangi yang melukis dinding kalbu.
Seribu tombak menghantam, tapi kami tetap di sini
Berdiri terpisah oleh tang baja yang menghalangi.
Tersenyum walau dunia murka tak merestui.
Sakit, derita menerpa raga yang letih.
Antara aku dan Zakarya
Di dadanya tersimpan kilauan mutiara.
Jutaan pisau telah mencoba mengoyak, tapi dia tetap di sana.
Bersinar di bawah cahaya kasihnya.
Tetap indah di antara kerikil yang meracau, menjadi perusak.
Walau pedih, luka bergetar di rongganya.
Antara aku dan Zakarya
Di wajahnya ada rembulan terang benderang.
Ratusan hari berlalu, dia masih bersinar lembut penuh cinta.
Tetap kukecup mesra ia dalam naungan kasih
Walau peluk kami berjatuhan di tengah angkara.
Letih, lelah merasuk di jiwa.
Antara aku dan Zakarya
Di tengah kami ada takdir yang tertulis.
Jalan yang kutiti menujunya sungguh berliku.
Penuh duri yang bergerigi tajam menusuk tulang sumsum.
Namun ada cinta yang bergolak dalam asa yang membara.
Kutapaki semua jalan sepi nan mencekam.
Tuk memeluknya dalam buaian cinta Tuhan yang Perkasa.
Tangis, sedih berderai tak terbendung menjadi kawan setia.
Antara aku dan Zakarya
Langit dan samudra membatasi kami.
Berenang kami mengayuh rasa yang tak bertepi.
Mungkin kami bertemu di dermaga laut,
Atau di pulau indah tuk memadu kasih bersama
Dalam lekupan restu dari Sang Maha Pencipta.
Atau kami selamanya merana, terpisahkan alam.
Sendu, duka melanda kalbu yang patah berkeping-keping.
Antara aku dan Zakarya
Ada kilauan cinta yang tak lekang waktu.
Berjuta kali kuhindari jatuhnya,
Namun ia memaksa menerobos dinding hatiku yang masih terluka.
Tapi tak apa, kuterima ia dengan tangan terbuka, menyambutnya.
Sayu, lembut asmara mendayu membutakan mata.
Aku dan Zakarya, cinta dan rindu menggebu.