IKAN LOHAN

Kang Uyan, adalah pengusaha ikan hias terkenal di Gang Sardun. Tak jauh dari gang sardun terdapat pasar Inpres yang selalu ramai dan Kang Uyan terkadang menjual ikan hiasnya di pasar itu. Kali ini Kang Uyan kedatangan seorang kolektor ikan dari Sumedang, dia sudah menjadi langganan Kang Uyan.                           “Eleuh! Eleuh! Kemana saja si akang… Lanjutkan membaca IKAN LOHAN

Jodoh

Bersamaan dengan suara azan Subuh dari masjid kampung, Uli merambat turun dari peraduannya. Di atas lantai berlapis semen ia mengesot layaknya ikan lumba-lumba. Perlahan ia menuju ke ruang belakang. Sudah menjadi rutinitasnya tiap pagi sebagaimana perempuan pada umumnya, sibuk di dapur. Menjerang air dan memasak makanan untuk sarapan pagi keluarganya. Meski tanpa kedua kaki, ia… Lanjutkan membaca Jodoh

Serenada Jingga Sang Grahita

Langit yang begitu muram. Hembusan angin kencang disertai tetesan hujan semakin menenggelamkan hatiku pada kubangan rindu yang mencekam. Bangunan tua dengan dinding-dindingnya seperti hangus terbakar, ditambah bagian atap berlubang di sana sini serta sebuah jendela yang menganga tanpa kusen terlebih selembar kaca tampak menambah tampilan bobrok dari halte yang sudah tak jelas fungsi atau legalitasnya.… Lanjutkan membaca Serenada Jingga Sang Grahita

Sarung Yuk Sarung

Kang Sadun dan Kang Udung adalah dua hansip Desa Situ Babakan. Malam itu mereka sedang bermain kartu sambil sesekali mengamati sekitar pos. Siapa tahu ada kejadian yang aneh-aneh yang akan mengganggu kemanan desa. ”Malam ini teh sepi sekali ya, Kang Sadun?” Kata Kang Udung sambil mengocok kartu di tangannya. ”Eeeh…!!! Kang Udung gimana, ya kalau… Lanjutkan membaca Sarung Yuk Sarung

Kakman dan Keluarga Disabilitas #2

Aku turun dari angkot di sebuah jalan berbatu. Udara sore terasa dingin mengelus wajahku. Kakiku melangkah perlahan menyusuri jalan batu yang di sisi kanan kirinya ditumbuhi pohon aren. Desa Cieunteung sudah mulai mengalami perubahan.   Dulu jalan yang menghubungkan desa dengan jalan raya menuju Bandung ini masih berupa tanah. Jangkrik dan cihcir mulai menyanyikan nada-nada… Lanjutkan membaca Kakman dan Keluarga Disabilitas #2

Kenangan pada Sesisir Pisang

Suasana sangat ramai, hiruk-pikuk kegiatan pasar terdengar di telingaku. Aku terus saja berjalan menembus kerumunan tanpa mempedulikan aneka macam bau khas pasar yang menguar di udara. Tidak hanya sekali aku menyenggol orang-orang yang lewat. Pasar padat seperti biasa. Kuayunkan langkahku semakin lama semakin cepat menuju ke kios penjual pisang yang terletak di sudut pasar. Suara… Lanjutkan membaca Kenangan pada Sesisir Pisang

Aku dan Jatuh Cinta (2-8)

Tiba-tiba terdengar suara memekakkan telinga dari seberang sana, yang kudengar juga di dekatku. Ini membingungkan, apa seseorang yang mencari orang bernama kevin dekat dengan posisiku berdiri saat ini?.        “Apa itu?” dengan serta-merta aku bertanya pada seorang yang merasa bahwa aku kevin. “ Duh, ada motor nabrak dari belakang lagi, mana mogok mobil gw.. duh Vin… Lanjutkan membaca Aku dan Jatuh Cinta (2-8)

Seorang Tua

Ramai jalananKu lewati Undang bola mataKu untuk berputar Tepat disisi kananKu Terlihat yang tak pantas dihadirkan   Seorang tua menatap mataKu dalam Menyodorkan sirat matanya Gantikan dua tangan yang lenyap Memohon pada Tuhan dan diriKu   Lidahnya berucap doa suci Berharap tangan para terkaya Memberinya lembaran kertas Penampung hidupnya hari ini   Melihatnya, hidupKu terasa… Lanjutkan membaca Seorang Tua

Diterbitkan
Dikategorikan dalam KARFIKSI Ditandai

Kakman dan Keluarga Disabilitas #1

Kawan, perjalananku kali ini membawaku ke satu kisah yang banyak dialami oleh penyandang disabilitas. Nah, menurutmu apa yang kau rasakan ketika salah satu keluargamu mengalami satu musibah dan kemudian ia menjadi penyandang disabilitas? Hatimu perih? Itu tentu. Kau kecewa? Aku rasa iya. Atau kau merasa malu karena salah seorang keluarga cacat? Perasaan-perasaan semacam itu mungkin… Lanjutkan membaca Kakman dan Keluarga Disabilitas #1

Sepatu

Sepatu hitam, bertali putih dan disimpul kupu-kupu, Menjejak debu sepanjang dirimu terlepas dari genggaman yang   bernama ‘senja’, Senja yang cemerlang karena beribu bocah sedang meraut layangan   Di bekas sepatumu yang menginjak debu itu mereka berdiri kini, Bersenyum polos dan dekil, sebagian lagi hanya menari-nari seolah mereka abadi, bahkan canda mereka yang sangat riang itu… Lanjutkan membaca Sepatu

Diterbitkan
Dikategorikan dalam KARFIKSI Ditandai