Jadilah Ksatria

Jakarta – Muhammad Nazarudin yang kini tengah ramai di bicarakan keberadaannya di Singapura membuat daftar tersangka korupsi yang lari ke luar negri semakin panjang. Uniknya, negara yang dipilih untuk tempat pelarian itu sepertinya telah menjadi langganan  Ya, Singapura. 

 

Baru-baru ini dikabarkan oleh para petinggi Partai Demokrat, bahwa Nazarudin ke Singapura bukan lantaran kabur, tapi untuk berobat. Bahkan sempat tersiar kabar bahwa berat badannya turun sampai 18 kilo. Saat ditanya mengenai apa penyakitnya, mereka mengatakan tidak tahu. Namun mereka yakin, bahwa tokoh yang sedang melambung namanya karena gugatan baliknya itu, akan pulang segera setelah penyakitnya sembuh. 

Baca:  Pesawat Baru RI Satu

 

Kita tak tahu apakah kepergiannya ke negara yang berjarak 85 mil di utara khatulistiwa itu benar-benar untuk berobat, ataukah hanya sekedar kabur lantaran ia tengah dikejar dengan berbagai tuntutan? Kita juga tak mungkin berjudi untuk memastikan apakah ia akan kembali ke Indonesia atau akan tetap berada di sana sampai akhir hayatnya. 

 

Namun satu hal yang pasti, Sikapnya itu bukanlah mencerminkan sebuah sikap kesatria. Perbuatannya itu malah akan menunjukkan kepada publik bahwa ia seorang pecundang. Seorang penakut yang tak mau bertanggung jawab.

 

Gelagat ini sebenarnya telah bisa dicium sejak awal saat pertama kali kasus terhadapnya mulai diajukan. Mantan bendahara partai penguasa itu bukannya menghadapi gugatan dengan cara elegan, malah melayangkan gugatan balik dan mengancam akan membuka kepada publik semua tindak kejahatan yang selama ini terpendam di jajaran elite partainya itu. 

 

Apakkah ini sebuah sikap kesatria? Ditambah lagi tuduhan kepadanya kini sekarang malah berkembang bukan hanya di Kemenpora. Tapi bahkan sampai juga di Kemendiknas. Dan ditengah ramainya kabar tak sedap itu, tersangka kita  ini malah hengkang dari Indonesia. 

 

Kita hanya bisa berharap, Hanya ada satu Nazarudin di negeri kita tercinta ini. Dan semoga langkahnya tak diikuti oleh para generasi penerus kita. Sebab, bila itu terjadi, maka alangkah mudahnya menyelesaikan masalah di negeri ini. Bila ada tuntutan yang datang kepada kita, maka cukup pergi ke luar negeri dengan alasan sakit, maka selesailah masalahnya. Toh, bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang pemaaf.(Satrio)

Bagikan artikel ini
Satrio Budi Utomo
Satrio Budi Utomo

editorial staff of Kartunet.com

Articles: 22

Leave a Reply