Kapan usai (Puisi tentang korona)

Akhir tahun kau masih disana
Awal tahun kau mempersiapkan diri untuk pindah.
Sekarang, hampir pertengahan tahun kau menjajah ntah kapan ujungnya.
Kau cerdik, licik, unik dan dinamik.
Kau pengecut, tak berani satu lawan satu, beraninya keroyokan lewat cinta kasih manusia.
Tempat tanggal diluncurkan kau uhan november 2019.
Namamu korona, diberi gelar 2019Januari 2020 kau mulai gencar berwisata, walau bayi senang kelayapan.
Orang tak pernah tahu siapa bapak emak mu.
Apakah kau dilahirkan atau diciptakan, yang jelas kau diakui hebat dapat menghancurkan persendian dalam sepuluh hitungan.
Kau adil tak pandang bulu, pejabat, penjahat kau sikat.
Kau juga terlaknat, ulah bapak emakmu sesat.
Tempat ibadah sunyi, manusia kehilangan rezeki, yatim piatu berserakan, kemiskinan bertebaran, rumah tangga baru gagal.
Kapan kau pulang? Menyudai peperangan ini?.
Kapan kau usai berwisata karena sampah jajananmu susah dibersihkan.
Kau memang menyumbang pajak keharmonisan keluarga dan kebersihan.
Tapi, kau menarik bunga tatanan kehidupan manusia.

Tuhan…..
Kapan ini usai.
Tuhan…..
Tolong kembalikan dia!
Wahai sang pemilik dunia dan seisinya.
Dengan keridhoan hati kami meminta.
Selamatkan bangsa kami.
Lindungi negeri kami.
Rahmati daerah kami.
Turunkan berkah dalam ramadhan ini.
Tuhan tolong usaikan bencana ini.
Wahai zat hidup dan menghidupkan.
Bebaskanlah kami dari lingkaran jajahan ini.

Last Updated on 4 tahun by Redaksi

Oleh andika firnanda

saya sorang tunanetra kelahiran pekan baru. saya sekarang seorang mahasiswa disalah satu universitas negeri di sumatera barat. hobi saya bisnis.

1 komentar

  1. Terima kasih. Puisi yang sangat menyentuh. Namun apa boleh bertanya. Puisi ini ciptaan pemosting sendiri atau karya orang lain? Karena dicantumkan nama penulis yang berbeda dengan akun kontributor.

    Terus semangat dan tetap produktif berkarya ya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *