Puisi: Tulang Rusuk

Di pesisir pantai,

Aku tenggelam dalam lamunan.

Lamunan tentang hatiku

Yang terombang-ambing ombak,

Ombak rasa yang kadang menenggelamkanku,

Hingga aku megap-megap kehabisan napas.

Atau kadang membuatku terapung,

Tak berdaya ingin meraih daratan.

Di dalam lautan aku memandangmu,

Kau, yang selama ini kucoba lupakan.

Namun nyatanya kau tetap di sana.

Di atas air kupandang lagi dirimu,

Samar namun aku tahu kau tetap di sana.

Kucoba menyingkirkanmu,

Namun aku tak berdaya.

Kucoba mencari bayangan lain,

Sempat bertahan sekian lama,

Baca:  TANPA PERASAAN

Tapi bayanganmu mengembalikanku ke bawah lautan.

Saat kucoba selami rasaku,

Aku sadar, aku merindukanmu.

Aku sadar aku masih mencintaimu.

Aku sadar betapa kuatnya cintaku padamu.

Aku sadar betapa rasa ini tak mampu kuhapuskan,

Apalagi dalam sekejap mata.

Rindu ini tak dapat kupungkiri,

Ternyata masih kekal seperti sebelumnya.

Aku menyesal karena mengabaikan rindu ini.

Maafkan aku.

Aku terlalu bodoh untuk melupakanmu.

Aku yang sekian lama memeluk tulang rusuk,

Yang kujaga untukmu.

Tapi aku mencoba melepaskan tulang rusuk ini,

Untuk bayangan lain yang baru kutemui.

Maafkan aku.

Aku mengingkari janjiku.

Tapi aku kan berusaha,

Untuk menjaga tulang rusuk ini

Hanya untukmu,

Hanya untuk kauluruskan seperti seharusnya.

Bagikan artikel ini
Nurul Rahmah
Nurul Rahmah

Penulis asal Cihaurbeuti, Ciamis, kelahiran 2003, tinggal di Sukaraja, Sukabumi. Alumni SLB-A Budi Nurani, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Seseorang yang jatuh cinta habis dengan seni sunda dan sastra.
Follow Instagram: @nurul.rahmah14
Follow Twitter/X: @NRGaza
follow channel telegram: t.me/nrgaza

Articles: 19

Leave a Reply