Romantika Cinta di Hari Merdeka
Karya : Rusdian Ika
Pada tahun 1940-an terdapat sepasang kekasih yang sangat romantis. Mereka adalah Lobi dan Herman. Perjalanan cinta mereka terlihat mulus meskipun tidak demikian realitanya. Mereka berjuang keras untuk menjaga keutuhan cinta dan komitmen yang selama ini telah terbangun kokoh.
Jika dilihat dari sisi akademik, Lovy adalah seorang gadis yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Gadis berkulit sawo matang itu berasal dari sebuah perkampungan yang asri dan permai. Dia berasal dari keluarga dengan ekonomi kelas menengah. Seorang Gadis yang terbilang cerdas ini adalah alumni salah satu kampus ternama di Indonesia. Meskipun pada waktu itu tidak semuawarga negara Indonesia dapat mengakses pendidikan dengan mudah. Terlebih lagi bagi anak perempuan. Pada saat itu anak perempuan pri bumi hanya diberi ruang pada ranah domestik. Tapi karena Lovy dari keluarga kelas menengah, maka masih diberi ruang gerak yang cukup luas dalam mengakses segala fasilitas.
Diantara teman-teman sebayanya, Lovy terlihat perempuan paling pandai dan unggul. Ia adalah perempuan satu-satunya di kampung itu yang dapat bersekolah hingga memperoleh gelar sarjana. Kecakapannya dalam berorganisasi membuat namanya sempat tenar dan dikenal oleh semua kalangan. Kebetulan Lovy memiliki kepribadian yang extrofert, periang dan mudah bergaul. Lovylah yang menghidupkan beberapa orgonasasi dan gerakan sosial di kampung tercintanya.
Tapi sayang, dilihat dari kisah asmara agaknya kurang begitu menyenangkan. Gadis periang itu memiliki masa lalu yang cukup kelam. Bukan hanya sekaliLovy mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan dengan seorang lelaki. Rentetan kisah masa lalu yang tergolong pelik begitu besar pengaruhnya atas penilaian publik. Lovy dinilai sebagai cewek yang sedikit nakal.
Sementara Herman adalah seorang laki-laki berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah ke bawah. Namun Wajahnya yang teramat tampan membuatnya begitu percaya diri setiap bergaul dengan seorang gadis. Di hadapan Lovi pun ia tak pernah minder meskipunterdapat banyak kesenjangan diantara mereka. Laki-laki yang hanya tamatan sekolah dasar itu memiliki tekad yang begitu besar untuk menikahi Lovy, gadis yang memiliki gelar sarjana. Tentu saja pada waktu itu Herman tidak diberi ruang dalam mengakses pendidikan dengan alasan strata ekonomi.
Namun demikian, Ayah dan Ibu Herman tidak serta merta merestui hubungan antara Lovy dengan anaknya. Sudah sepantasnya jika Sebagai orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk Semua putri dan putranya. Apalagi Herman adalah anak laki-laki satu-satunya. Karena Lovy telah tercemar nama baiknya meskipun secara status sosial jauh lebih tinggi daripada Herman.
Itulah keadaan yang dihadapi mereka berdua. Meski begitu tak pernah mematahkan niat Mereka untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Keduanya Begitu gigih mempertahankan cinta yang telah tumbuh subur di relung hati yang paling dalam. Herman dan Lovy betapa solid dalam memperjuangkan cinta mereka. Seperti halnya para pejuang Bangsa yang sedang berfikir keras guna mewujudkan Indonesia merdeka.
Seiring berjalannya waktu mereka lalui hari dengan penuh teka-teki. Ada keraguan yang sangat mendalam di hati mereka. Pertanyaan besar selalu menghantui. Mungkinkah kebersamaan akan abadi. Ataukah suatu saat terpaksa harus saling menjauh pergi.
Tak terasa lima tahun waktu telah berlalu. Dengan kesabaran Herman dalam memberikan pengertian kepada orang tuanya telah membuahkan hasil. Tentu saja hal itu yang selama ini menjadi harapan besar bagi Herman dan Lovy. Sungguh anugerah terindah yang belum pernah mereka miliki seumur hidup.
Tepat pada tanggal tujuh belas Agustus 1945 Herman Berhasil duduk bersanding di pelaminan dengan si gadis yang selama ini menjadi ratu hati. Bersamaan dengan IR Soekarno mengikrarkan naskah proklamasi, Herman mengikrarkan perjanjian sakral untuk sang putri pujaan hati. Pastinya itu merupakan peristiwa yang paling bersejarah. Kebetulan Lovy termasuk cewek yang gemar menulis. Aktifitas kesehariannya tak pernah terlewatkan untuk dimasukkan dalam buku hariannya. Dan kisah perjuangan cintanya dengan sang pangeran idaman menjadi salah satu karya pilihan yang diabadikan dalam bingkai istimewa.
Tidak sulit bagi Lovy untuk selalu mengungkapkan isi hatinya dalam bentuk tulisan. Karena semenjak dirinya masih remaja telah terbiasa melakukan hal itu. Lovy lebih memilih mencurahkan segalaperasaannya melalui tinta yang ditorehkan di atas kertas daripada harus bercerita kepada teman atau orang tua. Menurutnya dengan memilih cara itu kerahasiaan lebih terjaga.
Perjuangan cinta yang telah berhasil berbarengan denganmerdekanya negri tercinta dinikmati dengan penuh rasa syukur. Herman dan Lovy berhasilmembina keluarga yang harmonis dan romantis. Harmonis bukan berarti tak pernah ada persoalan yang menimpanya. Munculnya problematika dalam rumah tangga merupakan hal yang biasa. Akan tetapi setiap permasalahan hadir diantara mereka selalu dapat diselesaikan dengan bijak dan arif.
Persoalan yang sering muncul adalah ketika ada nomor tak dikenal atau nomor pribadi yang muncul di HP Herman. Karena Lovy termasuk seorang cewek yang memiliki sifat pencemburu. Terkadang agak ngawur tindakannya apabila ada perempuan lain yang menyapa Herman dengan sedikit centil. Baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Karakter Lovy yang agak sedikit posesif justru sering membuat Herman jengkel dan emosi. Ia merasa terkekang atau tidak bebas dengan semua itu. Terkadang Herman putus asa karena tak mampu lagi mengendalikan emosi Lovy ketika sedang cemburu. Herman sempat berfikir untuk melepas Lovy dan memasrahkan kepada orang tuanya lagi.
Tapi Herman tidak pernah gegabah dalam mengambil keputusan mengenai hal itu. Ia tak ingin menghianati perjanjian suci yang telah diikrarkan di depan para saksi. Herman pun sadar bahwa dibalik sifat Lovy yang posesif terdapat perasaan sayang dan cinta yang belum pernah dia dapat dari gadis lain sebelum Lovy.Karena dimasa remaja Herman beberapa kali dihianati pacarnya. Meskipun Herman telah berusaha setia dan tak bernah bertingkah yang aneh-aneh. Oleh karena itu, kehadiran Lovy dalam hidup Herman merupakan rahmat Tuhan yang sangat besar dan tak pantas jika harus disia-siakan. Disamping itu, penampilan Lovy yang sederhana membuat Herman semakin yakin bahwa Lovy adalah pendamping yang terbaik yang dipersembahkan untuknya.