Aku dan Malam Mingguku

Diam, dan memperhatikan dia dari jauh. Terasa berdenyut kencang nadi ini. Ia melihatku dan tersenyum lembut. Saat itulah duniaku terasa teralihkan. Ini keindahan yang nyata bagiku bahkan terlalu nyata.

Mawar, persis namanya. Ia cantik, mempesona, mengagumkan dan indah, namun ia tak berduri, berwarna merah atau putih, berakar apalagi berdaun. Sungguh menggoda kaum adam dan membuat iri kaum bencong. Dia anak kelas XA sadang aku anak kelas XD, karena jarak yang jauh itulah tiap ada jam istirahat aku sempatkan untuk menunggu di depan kelas, bukan buat nunggu tukang somai tapi menunggu dia lewat karena kelasku dekat dengan kantin.

Baca:  Sarung Yuk Sarung

Jatuh cinta itu kayak nelen es batu, dingin banget trus nyangkut di tenggorokan. Dia gak tau perasaanku dan aku gak tau perasaannya, Maka ya sudah, karena kita sama-sama gak tau. Tapi bukan itu yang aku harapkan aku ingin dia tau perasaanku. Maka mulai ku tulis surat cinta untuknya. Dengan kertas kuning gambar Spongebob nyengir karena dia suka spongebob.

“Assalamuallaikum Wr Wb. Dengan hormat, sesampainya surat ini saya menyatakan bahwa saya suka dengan anda. Harap menjadi maklum demikian adanya, Bilahi taufik walhidayah wassalamuallaikum Wr Wb.”

“Singkat amat” pikirku,

Aku mulai menulis lagi “ Kau tahu, ketika aku bangun dari mimpiku tentang kamu dan aku melihat ke luar jendela. Dingin rasanya menjalari sekujur tubuhku.  Aku melihat tetesan hujan , memancarkan kemilaunya. Indah seperti kamu. Ku lihat laron beterbangan kemudian menanggalkan sayapnya demi pasangnnya, dan mereka bergandengan mesra menuju lorong tanah dan menjadi ratu dan raja. Sungguh romantis maka maukah kau menjadi laron ku?” Terlalu simpel pikirku. Begitu susah menyampaikan perasaanku begitu banyak kertas yang aku buang hingga memenuhi kamar.

Maka setelah berkutat dengan diksi yang indah dan istimewa. Akhirnya aku dapatkan juga sepucuk surat dengan tulisan aneh bak rumput berjajar. Ku masukkan surat itu ke dalam amplop yang berjudul “Dari Penggemarmu Mr, L”. Kemudian surat itu aku masukkan ke dalam kardus, kardus itu aku masukkan ke dalam kotak kayu, kotak kayu itu aku masukkan ke dalam laci dan laci itu aku masukkan ke dalam lemari, lemari itu aku kunci dan kuncinya aku masukkan dalam brangkas yang kodenya cukup rumit untuk di pecahkan seekor tikus pencuri. Di rumahku memang banyak tikus, jangan mikir kalo aku suka tikus trus pelihara mereka ya, tapi mereka beneran datang sendiri, kaya pendatang gelap.

Baca:  Razia

Pagi ini hari penentuan, lebih menegangkan dari pertandingan Liverpool Vs MU. Seperti biasa dia lewat depan kelasku bersama temannya yang itu-itu melulu kayak geng gitu. Aku dekati dia dan berkata

“Kamu mau aku beri buku bagus?” Tanyaku. Sambil berpikir siapa sih yang gak mau di kasih ? Gratisan ini.. Entah pada akhirnya masuk tong sampah atau gudang barang bekas yang pentingkan gratis

“Boleh.” Jawabnya sambil tersenyum lembut dan lalu dari hadapanku.

Pulang sekolah aku tunggu dia di gerbang depan. Bukan gerbang belakang sebab dia bukan anak nakal yang suka mencuri ketimun dan siap di kurung. Lama banget, sampek akhirnya 2 jam lebih 38 menit 4 detik. Aku ketemu dia dan dia hanya menatapku penuh rasa takut. Tidak seperti yang aku harapkan dia melihatku dan berkata “Aku juga cinta padamu” kemudian kita berlayar dan merentangkan tangan bersama merasakan tiupan angin laut # Titanic Versi 2012.

Aku coba pikir apa kesalahanku. Aku sudah berikan sesuai dengan hobinya. Novel Suster Luluran, Puisi cinta yang berjudul “Aku suka tali pocongmu”. Sekuntum mawar merah, kenanga, kantil dan kemuning ditambah sedikit jarum biar agal kena. Tapi dia malah bertingkah aneh seolah gak mau deket aku. Yah akhirnya jadilah aku jomblo dan gagal mendapatkan cewek idaman. Mungkin aku sedang dinanti oleh seseorang yang lebih baik dan cantik dari mawar . Yah menghibur diri lah.

“Sik asik sik asik kenal dirimu“ Hp ku berbunyi

“ Malming apa ni? Sama siapa? Kapan ? Di mana?” SMS temanku

“ Malming nonton Bioskop, sama dia yang mulus dan hangat, tar malem jam 12, di ruang yang sedikit remang “ balesku. Untuk menyamarkan bahwa aku hanya malming di kamar sambil nonton Tv di temani selimut sama coffe  hangat, trus lampunya di matiin. Biar klo ada tikus pencuri bakalan takut ngeliyat item kurus dekil ngegulung di kasur merana sendirian di malam minggu yang kelabu.

Baca:  Bernyanyi
Bagikan artikel ini
Anik Fitri Astuti
Anik Fitri Astuti
Articles: 1

Leave a Reply