Anak Panti Jadi Penyanyi

Melanie adalah seorang gadis yang tinggal di sebuah panti asuhan, orangtua Melanie mengantarkannya ke panti asuhan sejak Melanie berusia lima tahun lantaran mereka tidak mampu membiayai sekolah Melanie. Sejak saat itu, mereka jarang menengok Melanie kecuali pada saat libur kenaikan kelas yang berlangsung pada pertengahan bulan Juni hingga pertengahan bulan Juli.

Di panti asuhan, Melanie tinggal bersama para pembina dan teman-temannya seperjuangan, bahkan banyak dari mereka yang datang dari luar kota maupun luar pulau. Kebetulan di panti asuhan itu, ada beberapa anak yang memiliki bakat istimewa di bidang musik dan tarik suara, mereka adalah Cantika, Kornel, Fatima, dan Melanie sendiri. Mereka sering diundang untuk manggung di berbagai event, baik yang dilaksanakan didalam maupun luar panti.

Perlahan keadaan mulai berubah. Melanie mulai jarang dilibatkan untuk manggung bersama teman-temannya di berbagai event. Tidak hanya itu. Melanie juga sering dimarahi oleh Bu Rita, pemilik panti sekaligus menjabat sebagai pimpinan panti. Tidak jarang Bu Rita melontarkan kata-kata kasar kepada Melanie, apalagi jika beliau mendapati Melanie melakukan sebuah kesalahan, sekalipun yang paling remeh.

Dalam suatu pagelaran yang dilaksanakan pada pertengahan bulan Juli, tiba-tiba Bu Rita melakukan sebuah tindakan yang sama sekali tak terduga, Nak! Kata Bu Rita kamu tidak usah ikut pesta ini, kamu disuruh pulang oleh Bu Rita. Ibu antar kamu pulang ya, kata Bu Gisella kepada Melanie sore itu. Baik Bu! Tidak apa-apa, jawab Melanie tegar. Melanie sangat menyayangi Bu Rita, sama seperti ibunya sendiri. Ia tidak pernah merasa benci dan menyimpan dendam kepada Bu Rita, jika ia merasa tidak sanggup menghadapi perlakuan kasar Bu Rita, ia hanya menangis dan menuangkannya kesedihannya kedalam buku harian miliknya.

Bu! Tadi Pak Abraham menitipkan pesan, katanya besok beliau akan mengadakan pesta ulang tahun untuk anaknya, beliau juga mengundang Cantika, Kornel, Melanie, dan Fatima untuk menyumbangkan lagu dalam acara itu, kata Bu Gisella kepada Bu Rita pada suatu malam. Melanie tidak usah ikut, ajak saja anak-anak yang lain, jawab Bu Rita kepada Bu Gisella. Lagi-lagi Bu Rita melarang Melanie. Namun, Melanie sama sekali tidak sedikitpun merasa iri kepada teman-temannya, justru sebaliknya ia selalu berpikir positif dan berkata dalam hatinya: Ini bukan rezekiku, Tuhan masih merancang sesuatu indah untukku. Baginya, menjadi tenar dan dikenal banyak orang bukanlah yang terpenting.

Bu! Kenapa ya belakangan ini Bu Rita sering melarang Melanie ikut nyanyi sama kami? tanya Fatima kepada Bu Gisella saat mereka sedang mencuci piring setelah makan siang. Ibu juga tidak tahu Nak! jawab Bu Gisella kepada Fatima. Melanie yang mendengar percakapan itu hanya menjawab: Tidak apa-apa, sambil mengumbar senyum di bibir kecilnya. Tanppa terasa, keadaan ini sudah berjalan selama satu tahun, hingga pada suatu hari Melanie bertemu dengan seorang ibu melalui sosial media, namanya Bu Dewi. Selama ini Bu Dewi sering menyaksikan penampilan Melanie dan teman-temannya, bahkan beliau juga sering menonton dan video mereka yang diunggah ke youtube. Bu Dewi sangat tertarik pada karakter suara yang dimiliki Melanie, kebetulan beliau juga seorang pencipta lagu. Setelah berhasil menemukan jejak Melanie merekapun sering bertukar informasi secara pribadi via whats app. Sebenarnya Bu Dewi ingin sekali mengunjungi Melanie, tetapi beliau belum sempat karena kesibukannya yang sangat padat. Akhirnya beliau pun mengirimkan beberapa lagu ciptaan beliau untuk dipelajari oleh Melanie, beliau berharap suatu saat lagu itu dapat dinyanyikan oleh Melanie. Bu Dewi pun menawarkan kepada Melanie untuk membawakan lagu-lagu karangannya tersebut, dengan gembira dan penuh semangat Melanie menerima tawaran Bu Dewi.

Pada akhir bulan Mei tahun lalu Bu Dewi mengirimkan undangan untuk mengikuti lomba cipta lagu, dan akhirnya kesempatan baik pun menghampiri Melanie, ia berkesempatan mengikuti perlombaan tersebut dan berhasil meraih juara I dalam peerlombaan tersebut. Melanie berkesempatan untuk rekaman, Bu Dewi lah yang membiayai seluruh keperluan rekaman Melanie, lagu-lagu Melanie pun laku keras di pasaran. Melanie telah berhasil mengubah nasibnya dan meraih kesuksesan dengan cara yang sederhana. Para pembina dan teman-teman di panti asuhan yang semula selalu bersikap sengit kepadanya, kini menjadi malu dan mengagumi perjuangan seorang Melanie. Kini mereka semua hidup rukun dan damai sebagai sebuah keluarga di panti asuhan.

Last Updated on 4 tahun by Redaksi

Oleh agnesintanarum purnamasari

mengalah itu indah meski tak mudah

1 komentar

  1. Cerpen yang manis. Next perhatikan untuk susunan kalimat dan dialog ya. Sehingga lebih rapih.

    Terus semangat dan tetap produktif berkarya ya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *