Dongeng Gemericik Suara Hati (14)

Sembilan tahun berlalu, karenaa Tingit keasyikan ikut-ikutan jadi guru untuk bayi yang sedang belajar sihir untuk melihat Nij secara alamiah. Dan mengejar peer yang menumpuk karena sering males dan menunda-nundanya hingga lupa apakah yang telah diselesaikan saat belajar ilmu pasti, bikin pusing dan terjatuh sakit di sekolaan, serta terkulai lemah disana selama dua tahun. Setelah sadar, dengan dibantu teman-teman, peer kelar dan ada satu tugas untuk membuat buku dengan judul Gila itu beneran.
Aku ya kelabakan, karena semua di sekitaran Kerajaan Bumi gila semua, perkamen yang Tingit bawa isinya malah kebalikan, yang normal cuma yang di sekolaan dan yang di Kerajaan dan untuk kesana mustahil bro? Bisa dipenggal, karena mereka menerapkan aturan begitu “Tingit dilarang masuk Istana manapun, bila ketahuan mencuri masuk, penggallah kepalanya di depan umum”.
Jalan-jalan ke hutan mencari belalang, bertemulah dengan Mif, penduduk yang memberikan informasi sekolaan yang mau dijadikan buku Gila itu beneran. Sudah di buat, eh, aku salah ternyata, banyak pengulangan kata dan bahasa yang sulit dimengerti dan dipahami. “Kamu tuh gimana sih Ngit!”, “Maaf pak, habisan, saya butuh segenggam emas untuk menyambung hidup karena si usir dari…..hiks, hu, hu, hu” sambil meneteskan air mata, “Ya sudah deh, bukunya di rubah dikit ya cantik, cup, cup” sambil mengelus pipi dengan sapu tangannya yang kasar seperti bulu sapi.
Dengan berbekal perkamen yang dinamakan Hijash yang di beri oleh guru itu, dan mengganti semua penampilan, membeli baju terbaik, berdandan rapih, bermake up yang cerah seperti mentari yang bersinar di pagi hari, Eh ternyata mereka yang menjumpai sudah lupa kalau saya adalah Putri Kerajaan Bumi yang dibuang. Jadi, iseng-iseng deh menyoba untuk membantu di sebuah bilik pengobatan. Namun, saya pusing karena harus menghafal banyak obat dan diperbolehkan mengganti asal bahannya sama.
Jujur, Tingit ketakutan, karena pemimpinnya melepas begitu saja tanpa diberikan arahan bagaimana melayani pelanggan dan aturan-aturan disana, dan kok bisa seenaknya main ganti. Namun, aku membantu menjualkan obat-obatan yang termahal sesuai dengan kebutuhan yang berobat.
Akan tetapi, tiba-tiba Tingit di berikan surat hantu dari pemimpinnya yang bernama Timun untuk meninggalkan bilik serta di berikan pesan untuk dititipkan oleh pengawal untuk cepat-cepat menandatanginya serta menyerahkan semua pakaian khusus untuk ditinggalin di bilik. Tingit belum dibayar, bukan itu masalahnya, namun Hijash ilmu pasti ditahan dan untuk mengambilnya semua urusan di bilik harus selesai.
Urusannya yaitu penghitungan bahan-bahan ramuan sihir dan bahan-bahan untuk obat tradisional harus sesuai dengan jumlahnya seperti yang tercatat di Istana. Namun, saat mencoba datang ke bilik pengobatan, saya diacuhkan, dan saya mencoba bertanya “Itu gimana barang-barang?” “Buat apa sih?” katanya pemimpinnya yang baru, aku pun melenggang menghampiri

Last Updated on 9 tahun by Sapto Kridayanto

Oleh Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono

Nama lengkap saya adalah Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono, biasa dipanggil Tyas. Sejak 2012-sekarang saya mengalami halusinasi suara, jangan takut sama saya, 2013-2016 mengalami penurunan penglihatan (low vision) dan hingga kini terganggu penglihatan. Saya ini orangnya kritis :)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *