Sungguh, aku tidak punya perasaan apa-apa.
Dengannya yang jauh di sana.
Yang sering bersapaan, di sosial media.
Aku hanya berteman biasa saja.
Cemburumu itu, sangat tidak jelas sama sekali.
Yang jelas aku tidak menaruh hati sama sekali.
.
Dari dulu, hingga, saat ini.
Aku dengannya, hanya berteman biasa saja.
Asalkan kau tahu.
Dari waktu ke waktu.
Aku tidak Pernah punya rasa cinta, padanya.
Aku padanya hanya berteman biasa saja.
Yang pasti, dia bukan tipeku.
Usianya pun, terpaut sangat jauh denganku.
Sejak awal kenalan dengannya.
Niatku hanya berteman biasa saja.
Simpel. Ga semua harus dituliskan dengan diksi-diksi yang terdengar indah tapi justru asing di telinga. Yang penting mengena rasa. Semangat terus nulisnya yak. 😊😊
ok, kak.
nenarik, simple kalimat2nya
iya.
halo. seperti sebelumnya, tentu ada kisah di balik puisi ini. namun jika boleh saran, salah satu unsur dalam puisi adalah majas atau gaya bahasa. Akan lebih menarik lagi dan juga lebih indah jika puisi menggunakan banyak kata-kata berkonotasi, perumpamaan,asosiasi, atau penggunaan diksi yang bersifat implisif. Salah satu keseruan dalam membaca puisi adalah multitafsir atau puisi dapat diintepretasikan masing-masing sesuai dengan pengalaman pembaca dikarenakan penggunaan bahasa yang bermajas. ok, tetap semangat dan terus menulis ya.
terima kasih untuk sarannya. saya akan mencobanya. ini puisi terlahir dari imajinasi.